Rabu, 18 November 2009

Makanan Olahan Picu Depresi

Makanan Olahan Picu Depresi

Wadow…ada berita menarik nii dari solusi. Ternyata, orang yang lebih banyak mengonsumsi makanan olahan berisiko lebih tinggi mengalami depresi dibandingkan mereka yang menyenangi makanan utuh seperti sayur, buah, dan ikan segar.
Ya biasalah, manusia zaman sekarang kan suka yang serba praktis. Dan hal tersebut juga membawa konsekuensi perubahan pola dan jenis makanan yang dikonsumsi, yang ironisnya malah memburuk. Liat deh mereka yang hidup di kota-kota besar, saat ini sudah sedemikian akrab dengan restoran cepat saji ataupun junk food (makanan sampah). Kalaupun tidak makan di restoran, aneka pangan olahan siap santap dan siap masak juga banyak tersedia di supermarket.
Bagi mereka yang sibuk, makanan cepat saji kerap menjadi bagian dari pola konsumsi harian, baik individu maupun keluarga. Dan pola makanan kayak gitu dikhawatirkan dapat meningkatnya angka penyakit seperti obesitas dan diabetes.
Pernah ada nih, sekelompok peneliti membagi partisipan menjadi dua kelompok berdasarkan jenis makanan yang dikonsumsi. Kelompok pertama adalah mereka yang mengonsumsi buah, sayuran, dan ikan. Adapun kelompok kedua menyantap pangan olahan atau berlemak semisal makanan yang digoreng, daging olahan, biji-bijian olahan, serta produk susu tinggi lemak dan aneka dessert manis. Peneliti kemudian mengidentifikasi tanda-tanda depresi pada kedua kelompok tadi lima tahun kemudian.
Setelah memperhitungkan faktor jenis kelamin, umur, pendidikan, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, dan penyakit kronik, peneliti mendapati perbedaan signifikan terkait risiko depresi di masa depan di antara kedua kelompok tadi.
Ternyata, partisipan yang mengonsumsi makanan "utuh" dan segar berisiko 26 persen lebih rendah mengalami depresi. Sebaliknya, orang dengan pola makan tinggi makanan olahan berisiko 58 persen lebih tinggi terhadap depresi bahkan beresiko kena penyakit jantung lhoh!!
Menurut penelusuran solusi sih, ternyata pangan utuh tuh punya kadar antioksidan yang tinggi dan bersifat melindungi. Terus, orang yang mengonsumsi makanan "utuh" yang bervariasi berarti gizi yang masuk dalam tubuhnya juga beragam. Kombinasi nutrisi ini diyakini memiliki daya tangkal terhadap depresi yang lebih baik ketimbang efek dari jenis nutrisi tunggal.

By : FIQIH SAFITRI
X.6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar