Technologi
“fiqih safitri”
robot
Kobian adalah robot sensitif yang bisa merespon ucapan dan tindakan yang dilakukan manusia kepadanya. Ilmuwan dari Universitas Waseda,Tokyo,bekerjasama dengan perusahaan produsen robot Tsmuk Ltd menciptakan robot yang bisa tertawa, menangis, malu bahkan mengeluh.
TG Daily, melansir, penciptaan robot ini merupakan pengembangan dari konsep pembuatan robot yang pernah ada. Sebelumnya, tim pengembang robot Paranoid Android di Douglas Adams' Hitchhiker's mengalami kebuntuan ketika ingin menciptakan robot yang memiliki emosi.
Ilmuwan dari Universitas Waseda kemudian mengmbangkan rancangan ini. Pada akhirnya, terciptalah Kobian yang bisa menampakkan tujuh macam ekspresi emosi seperti manusia. Wajah Kobian diatur oleh sejumlah penggerak yang bisa mengubah ekspresi sesuai suasana emosinya secara otomatis.
Karena bisa sangat dekat dengan manusia, Kobian dijadikan sebagai salah satu pelengkap fasilitas di rumah sakit untuk menghibur dan merawat psikologi orang-orang yang sedang sakit.
Dengan terciptanya robot yang sangat mutakhir dalam teknologi robot ini, bukan tidak mungkin di masa datang tingkah robot akan sangat mirip dengan tingkah manusia.
ponsel kayu
Operator telekomunikasi Jepang NTT DoCoMo bersama perusahaan elektronik lainnya seperti Sharp dan Olympus sedang mengembangkan ponsel berbahan kayu.
Upaya pembuatan ponsel berbahan kayu ini juga didukung oleh "more trees", sebuah proyek reforestasi yang didirikan musisi Jepang, Ryuichi Sakamoto.
Kayu-kayu yang digunakan untuk pembuatan ponsel adalah sisa yang tak terpakai dari hasil penebangan hutan. DoCoMo juga telah menunjukkan prototipe ponsel kayu yang diberi nama Touch Wood. Ponsel tersebut juga diklaim tahan air, rayap, dan jamur karena kayu telah melalui proses kompresi yang dilakukan oleh Olympus.
Setiap ponsel Touch Wood memiliki pola dan warna yang sangat alami mengikuti alur kayu yang digunakan sehingga tiap ponsel akan berbeda-beda dari segi warna dan pola. Seluruh bahan Touch Wood diambil dari hutan Shimanto di wilayah Kochi, Jepang.
By : FIQIH SAFITRI ( X.6 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar